Senin, 23 Februari 2009

Struggle for Life (biji durian)



Cukup (sangat) lama juga aku merasa terkena lazy sindrom (alias penyakit malas), malas nulis, malas berpikir keras. Barangkali Ada 2 kemungkinan yang menyebabkannya, faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik, ya rasanya cape banget beberapa bulan ini, ‘tidak berenergi’ + ngantu’an (beuki sare!) badan kaya’nya bawa kerja sedikit langsung lemes. Faktor kedua, memang malas berpikir, males buat nulis artikel atau bahan buat tulisan jurnal dsb, padahal sudah cukup banyak tema/topik yang menantang untuk ditulis. Mungkin juga kedua faktor tadi saling mempengaruhi, badan lemes bisa jadi karena ga punya semangat, atau sebaliknya ga semangat berpikir karena memang badan lemes. Tentunya badan lemes tergantung asupan energi juga kan? (makanan), setelah dimonitoring diri, rasa-rasanya asupan ga banyak berubah dari bulan-bulan biasanya. Jadi mungkin males berpikirlah yang menjadi ga semangat hidup gituh. So, motivasi hidup mesti dipompa lagi neh…dan mestinya lagi cuma diri sendiri yang tau obatnya biar semangat lagi !!!

Terinspirasi dari satu fenomena kecil di belakang rumah, satu sore ditemukan biji durian yang mulai bertunas. Setelah diamati, ternyata biji durian itu sebenarnya telah sengaja dibuang, yang dikumpulkan terlebih dahulu dalam plastik. Tapi ternyata setelah beberapa lama biji durian itu, dengan kemauan dirinya dapat bertunas dan mulai memiliki daun, padahal biji-biji itu terkumpul di dalam plastik tertutup (sebelumnya). Daya juang, dengan menyesuaikan dan memaksakan diri, biji itu bisa tumbuh dan mulai punya akar! Ooo…alangkah hebatnya semangat untuk selalu hidup dan berkembang dari durian itu. Hikmah yang bisa didapat dari fenomena sore itu; alangkah naifnya diri ini jika tidak memiliki semangat hidup, bahkan siap untuk dikalahkan oleh semangatnya biji durian! Padahal tanggung jawab terhadap diri, keluarga dan lingkungan sangatlah jauh lebih besar dari tanggung jawab diri biji durian. Bayangkan jika tak bertanggung jawab dengan bermalas-malasan terus, padahal diri sendiri perlu untuk dinafkahi (lahir+bathin), begitu juga istri, anak-anak bahkan pekerjaan di kantor sekalipun.

Terima kasih Tuhan….telah mengajari aku dengan perjuangannya biji durian…..
Powered By Blogger