Rabu, 01 Oktober 2008

Sepatu Baru di Iedul Fitri


Iedul Fitri, Eid Mubarak atau sangat populer di Indonesia dengan nama “Lebaran”, merupakan hari yang dinanti-nanti oleh sebagian besar umat islam di Indonesia, karena setelah satu bulan penuh berpuasa (Shoum) di bulan Romadhan, sejatinya ibarat bayi yang baru dilahirkan -- tanpa dosa -- pada hari itu kita dibersihkan kembali dari dosa-dosa dan diberikan pahala yang berlimpah ruah selama bulan Ramadhan. Tentunya semua itu merupakan kebarokahan yang tiada taranya dari Alloh S.W.T. Bagaimana kita tidak bergembira? Bila setiap hari dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali, tentunya kita bisa dipastikan berbuat dosa (sedikitnya dosa-dosa kecil, misal menterlantarkan waktu), nah pada hari Fitri, kita dikembalikan bersih kepada kesucian diri kita. It’s all the greatest given!

Jadi, apa yang perlu kita sikapi di hari Fitri tersebut? Bersenang-senang atau bersedih? Atau kedua-duanya? Bisa jadi kedua-duanya…senang karena mendapatkan limpahan ampunan dan pahala serta bersedih karena belum tentu kita tahun depan mendapatkan hal yang sama.

Lantas, ada yang menggelitik di hati. Ada kebiasaan (budaya tepatnya?!), bila dalam mengisi hari Fitri, kita (aku) disibukkan dengan membuat ketupat, kue, membeli pakaian baru, sepatu baru, semua baru, bahkan mungkin CD baru (Oops..sorry!). Sepanjang semua itu diniati baik (menyenangkan sanak keluarga, menghormati tamu/saudara yang akan datang), sama sekali tidak jadi masalah dan that’s alright ! Namun bila diniati untuk hal yang kurang baik (misal Pamer) atau mengganggu kekhusuan kita beribadah, mungkin itu yang belum pas. Ya, mungkin saja yang semestinya kita khusuk puasa, tapi malah kita dengan gampangnya membatalkan puasa (mokel) karena kehausan/kelaparan setelah seharian kecapean cari baju baru, atau kecapean kerja berat untuk mencari bekal membeli baju baru/sepatu baru. Na’udzubillah min dzalik…semoga kita terhindar dari kelakuan itu. Pada akhirnya, bila demikian, hari Fitri adalah menjadi Antiklimaks dari perjuangan ibadah kita di bulan Romadhon, dan juga tentunya sebuah Ironi yang Tragis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri saran, masukan dan kritik sekalipun

Powered By Blogger